Social Icons

Pages

Sabtu, 26 Oktober 2013

Waktu Dihidup-Ku


      Banyak orang melambangkan waktu bagaikan emas atau harta. Tapi Bagiku waktu bukanlah emas atau harta. Bagiku waktu adalah kesempatan, kesempatan yang hanya datang  untuk satu kali dan tak akan datang untuk kedua kalinya. Aku tak selalu berpendapat bahwa kesempatan itu adalah harta, karena jika waktu selalu kita anggap uang maka celakalah kita yang selalu tergila oleh harta.walau  bukan itu sepenuhnya makna dari  Pribahasa tersebut. Tapi itulah pendapatku.

     Mungkin karena aku selalu beranggapan waktu adalah kesempatan, aku  sangat takut menyianyiakan kesempatan itu, memegang erat sebuah rencana dan berusaha utuk menggapai sebuah target.

    Belajar dari penggalaman, aku bukanlah seseorang yang bisa selalu berpikiran positif dalam bekerja karena bagiku hidup tak selalu untung, dalam sebuah keberuntungan pasti ada celah bagi Pencobaan untuk datang menghamipiri. Tapi disaat pencobaan atau pergumulan datang untuk mampir atau menetap untuk beberapa waktu dihidupku, disinilah aku mulai untuk selalu berpikir Positif.
Yah,... begitulah hidup bagi ku.
Sesuatu yang selalu berkaitan dengan takdir dan nasib yang tak pernah lepas dari sebuah perjuangan. Ketika kesempatan dipertunjukan disitu perjuangan dipertanyakan.
        Bagaimana dengan kesempatan yang gagal ???
Mungkin jika seseorang ahli matematika atau profesor sekalipun dipertantang untuk menhitung sebuah kesempatan yang gagal dihidup seseorang , mungkin dia mengangkat tangan sebelum memulai, karena begitu banyak kesempatan yang terlepas dari gengaman.
        Aku memang tak selalu berani untuk mengambil  tantangan namun dengan tekat aku berani utuk menerima resiko. Dari waktu lampau aku belajar untuk selalu memperjuangkan sebuah kesempatan.


Jumat, 25 Oktober 2013

Cerpen Persahabatan "Tragis Cerita Persahabatanku"




Tragis Cerita Persahabatanku

 
      Memiliki sahabat memang indah apalagi sahabat yang care and well come dengan kita serasa dunia ini tiada akhirnya. Begitulah yang aku rasakan dulu ketika aku dan dia  masih duduk dikelas 2 SMP. Kemana-mana kita selalu bersama bercanda gurau, dan merasakan sedih bersama . Moment itu semakin menguatkan kita sampai awal kelas 3 walaupun aku dan dia tidak sekelas. Tapi tidak tau kenapa aku dan dia mulai menjauh, dia mulai memandang aku dengan materi,dan mulai mengagapku tak berarti lagi baginya. Dan mulailah dia menghinaku dan menghianatiku.
      Teringat dengan kenangan-kenangan kami yang tak dapat terlupakan, janji-janji yang selama ini kami ikrarkan untuk selalu bersama,berbagi dan tidak ada penghinatan diantara kami, ternyata Ia tak menepati janji itu dan teringat pula dengan segala pengianatan yang ia lakukan kepada ku.dan mulai terngiang di benakku  "inikah artinya sahabat?".

      Dia menganggap aku sampah yang tidak layak pakai. Sejak itulah aku mulai belajar membencinya, mulai tumbuh benih kebencian terhadapnya dan mulai untuk menjauhinya begitupun dengan dia.
      Banyak teman-teman yang sekelasku dan sekelasnya bertanya kepada ku
      ”ada apa dengan hubungan
kalian???”.
      Mereka merasa aneh dengan sikapku dan dia, yang biasanya selalu berdua dan selalu   bersama, tetapi sekarang menjadi berjauhan bahkan saling tak menyapa. Aku hanya menjawab pertanyaan mereka dengan senyuman kecil. Hal ini semakin membuat aku bersedih.
      Dan semakin membuat hati ini bersedih ketika bertatapan muka dengannya tidak saling bersapaan justru malah menghindar. Kami bagaikan orang asing, Terlebih sakit hatiku ini ketika melihat dia bersama-sama dengan musuh lama kami dulu, semakin terasa bahwa ia menghianatiku.
      Devi Teman sekelasku dan satu sekolah dengannya ketika masih duduk dibangku SD,
melihatku selalu termenung bila aku melihat dia lewat dari depan kelasku,mungkin dia menggerti apa yang aku rasakan sekarang, lalu menceritakan padaku bagaima- na   sifat aslinya dia.
      “dia itu bukanlah teman yang baik” katanya seperti itu.
       Aku sangat terkejut ketika ia datang menyampariku dan berkata seperti itu
      “Maksud kamu apa dan siapa yang kamu bilang itu?”jawab ku.
      ” ya dia perempuan yang barusan lewat dari depan kelas kita” balasnya dengan ketus, dengan penuh rasa ingin tau maksud perkataannya itu aku pun bertanyaa kembali,
      “emangnya ada apa dengan dia sehingga kamu berkata seperti itu?” lalu dia bercerita panjang lebar pada ku.
        Sebenarnya aku tak percaya pada perkataannya itu yang menggatakan bahwa ia adalah seorang pendusta yang mencari teman dengan menyogok dari harta orang tuanya, tapi aku pikir-pikir memang dia sering berdusta pada ku,dan sering memberikan sesuatu padaku yang menurutku itu sangatlah berlebihan.
lalu aku bertanya dengan hatiku sendiri,
         ‘apakah benar dia seperti itu?’
         ‘alangkah teganya ia menghianati ku selama ini.’
         Ini mimpi buruk bahkan lebih buruk untuk menjadi mimpi buruk. Tapi aku harus bisa menerima kenyataan  bahwa aku tak sedang bermimpi.
         Oh Tuhan!!!  Sungguh aku tidak sanggup. Salahkah aku menjauhinya saat dia menghinaku dan menghianatiku. Tiada berbuah manis akhir persahabatan kami ini. Apa salah ku? Sehingga ia tega menghianati ku selama ini.Ya Tuhan, berikanlah kami titik terangnya ya Tuhan.  Berikanlah kami petunjuk-Mu yang bisa membuat kami mengintrospeksi diri sendiri. Jika Engkau berkehendak satukan kami kembali ya Tuhan walaupun tidak sedekat dulu dan walaupun ia sering menyakitiku.






 
Blogger Templates