Social Icons

Pages

Rabu, 18 April 2018

Stereocontrol and Ring Formation

Stereokimia suatu senyawa organik akan menghasilkan sifat-sifat biologis yang berbeda. Adanya sifat optis aktif dari satrting material yang tersedia dialam dapat digunakan dengan tanpa memandang banyaknya pusat khiral jika dalam hal sintesis dibutuhkan enantiomer tunggal atau dapat dilakukan resolusi selama sintesis.
Resolusi -Dalam prinsipnya, resolusi digunakan harus pada tingkat awal dalam sintesis, karena ini bertujuan untuk menghindari material yang tidak disukai terbawa serta (enantiomer salah) pada reaksi. Tetapi kita juga harus ketahui apakah pada setiap tingkat kita dapat mendaur ulang enantiomer yang tidak disukai atau meresolusi dengan mudah, karena gugus fungsionalnya cocok.  
Material start optis aktif-Ada sebaris senyawa optis aktif yang terjadi secara alami yang terdapat dalam kuantitas yang besar, asam amino dan gula merupakan contoh-contoh yang perlu dicatat. Satu strategi dalam sintesis suatu molekul target yang optis aktif adalah diskoneksi pada kerangka dari salah satu senyawa yang tersedia ini dan menggunakan reaksi stereospesifik (lebih rinci dalam bagian lebih lanjut) dalam sintesis.

Reaksi Stereospesifik

    Pemilihan reaksi stereospesifik dilakukan untuk melakukan reaksi dimana mekanismenya meminta hasil stereokimia yang spesifik. Keharusan berhasil ini apakah ia menuntun ke produk yang lebih stabil atau tidak dan membawa dengannya bahwa setiap stereoisomer dari material start memberikan stereoisomer produk yang berbeda. Ini mungkin enantiomer atau diastereoisomer.

pada reaksi stereospesifik terbut diketahui dalam molekul terdapat 2 pusat "kiral" yakni (13) cis-tosilat memberikan trans  asetal dan begitu pula sebaliknya. contoh tersebut merupakan diastereoiomer dan tidak kiral.
      Berikut merupkan beberaoa reaksi stereospesifik:
  

Reaksi Stereoselektif

Digunakannya reaksi stereoselektif adalah untuk melakukan reaksi dimana mekanisme reaksinya melalui tahapan reaks yang alternatif dan ekivalen secara kimia, sehingga reaksi dapat memilih dan melalui jalan yang paling menguntungkan (kontrol kinetik) atau produk yang paling stabil (kontrol termodinamik). Reaksi ini umumnya melibatkan penegakan satu pusat khiral dalam hadirnya yang lain.

Secara eksperimental menyatakan bahwa hasil reduksi (38) dengan LiAlH4 memberikan jumlah diol yang banyak untuk dapat dipisahkan melalui kromatografi. Tosilasi memberikan hasil yang sessuai dengan tujuan (35) dan (36), dimana secara angsung reaksi dengan basa memberikan produk akhir (39) dan (40).

    Kadang-kadang kedua isomer dari suatu senyawa dibutuhkan maka reaksi stereoselektif dengan tingkat selektivitas yang rendah merupakan suatu keuntung. Kedua cis (35) dan trans (36) tosilat dibutuhkan untuk studi reaksinya dengan basa. Dimana tosilat pada reaksi tersebut diketahui dapat disintesis dari alkohol (37) dengan tosilasi kemoselektif dari gugus OH primer yang kurang terhalang oleh halangan sterik dan reduksi dari keto ester (38) yang telah tersedia  merupakan rute stereoselektif yang lemah tetapi cocok ke (37). 


STRATEGI SINTESIS CINCIN

 Pada tahapan ini digunakan pendekatan strategi secara umum untuk sintesis cincin dimana tidak diperlukan prinsip-prinsip baru

Strategi Alternatif
Dua contoh berikut dimana cincin anggota tiga dan lima harus didiskoneksikan setelah cincin anggota enam.
Keton (34) pertama-tama kelihatannya seperti produk sederhana dari addisi karbena pada (35). Sayang eekaii (35) merupakan tautomer naitoi (36) dan tidak dapat dibuat.

   Strategi alternatif adalah meninggalkan cincin anggota tiga sendiri dan menggunakan diskoneksi. dengan reaksi FriedelCrafts. senyawa intermediet (37) akan mudah dibuat bila gugus a-CH2 tidak ada di sana (38) karena ia kemudian akan merupakan addisi diazoester pada Stlrena, dengan demikian sintesis dari rantai cincin dapat menggunakan prosedur yang lebih singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Warren, S. 1994. Sintesis Organik Pendekatan Diskoneksi. Yogyakarta: UGM-Press.

Pertanyaan:
1. Pada reaksi ini apa yang menyebabkan terjadinya resolusi dan apa yang terjadi dengan adanya resolusi tersebut?
2. Reaksi berikut merupakan reaksi SN2, apa yang terjadi pada kontrol reaksi ini sehingga dihasilkan inversi yang berbeda pada produk yang dihasilkan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates